Home >> Angkul Angkul Bali >> Angkul Angkul Batu Bata Tradisional Pada Rumah Bali

Angkul Angkul Batu Bata Tradisional Pada Rumah Bali

Keberadaan angkul batu bata tradisional kini mulai nampak jarang dijumpai pada rumah-rumah di Bali. Hampir sebagian angkul-angkul saat ini dibangun dengan konsep modern dan minimalis.

Meskipun dikatakan sudah jarang dijumpai, namun keberadaan angkul-angkul batu bata tradisional masih dijaga dengan baik di beberapa desa seperti: Tenganan dan Penglipuran.

Sebab, angkul-angkul batu tradisional dipertimbangkan memiliki nilai yang lebih tinggi dari segi estetika.

Angkul-Angkul Batu Bata Tradisional

Dulunya, angkul-angkul tradisional dibuat dengan bahan tanah dan bahan batu bata. Untuk rumah masyarakat biasa, kebanyakan menggunakan bahan tanah polpolan karena bahan ini lebih murah dan mudah ditemukan.

Sementara itu, angkul-angkul tradisional memiliki beberapa ciri yang membedakannya dengan angkul-angkul dengan desain modern, beberapa diantaranya adalah sebagai berikut.

  1. Dibangun Dengan Konsep Tri Angga

    Angkul Angkul Bali Batu Bata - sumber: www.pinterest.com

Angkul-angkul tradisional menggunakan konsep yang utuh dalam pembuataanya. Dimana bangunan angkul-angkul, dibagi menjadi 3 bagian (Tri Angga) yang terdiri dari bagian kaki (nista), madya (badan), dan utama (kepala).

Berbeda dengan konsep modern, dimana bangunan-bangunan tidak memiliki konsep yang utuh, misalnya: tidak adanya bagian atap. Bagian atap angkul-angkul modern dibuat datar saja dan dihiasi dengan tumbuhan-tumbuhan rambat.

  1. Dihiasi Dengan Ornamen Yang Khas

    Angkul Angkul Tradisional Bali - sumber: pinterest.com

Angkul-angkul tradisional biasanya dihiasi dengan ornamen-ornamen tradisional yang khas, seperti: pahatan-pahatan batu alam dan patung-patung penjaga pintu.

Pahatan-pahatan umumnya berupa ornamen tempelan yang dipasang pada bagian dari kaki, badan, atau atap angkul-angkul. Untuk patung-patung penjaga, dibuat dengan wujud raksasa yang membawa senjata gada.

Dalam desain modern, ornamen-ornamen ini cenderung dibuat sesuai selera si pemilik rumah. Ada yang diisi lengkap, namun ada juga yang tidak sama sekali.