Home >> Angkul Angkul Bali >> Konsep Angkul Angkul Bali Minimalis Untuk Rumah Yang Indah

Konsep Angkul Angkul Bali Minimalis Untuk Rumah Yang Indah

Konsep Angkul Angkul Bali Minimalis memang menjadi hal yang sangat menarik untuk dibahas, terutama bagi yang sedang berencana buat bangunan pintu masuk rumah Bali masa kini.

Bila dilihat secara saksama, angkul-angkul minimalis tentu mempunyai perbedaan dengan angkul-angkul bergaya stil Bali. Nah, mari kita bahas secara lengkap di bawah ini.

Desain Angkul Angkul Minimalis

Angkul Angkul Bali Minimalis

Berbicara tentang minimalis, mungkin di benak anda akan muncul sesuatu yang didesain dengan sangat sederhana. Begitu pula, dengan angkul-angkul bergaya minimalis memang dirancang dengan model lebih simple dibandingkan model angkul-angkul stil Bali.

Bila pada angkul-angkul stil Bali umumnya dipenuhi ornamen-ornamen tradisional yang berupa seni ukir atau seni pahat, maka pada angkul-angkul minimalis lebih sedikit dijumpai penggunaan ornamen-ornamen penghias ini.

Angkul Angkul Minimalis Bali

Angkul-angkul minimalis saat ini dibuat menggunakan bahan batu alam. Dimana bagian atasnya, ada yang dikasi atap (genteng atau alang-alang) dan ada juga dibuat tanpa atap (hanya dibuat datar).

Sementara di bagian depan, ada yang dilengkapi dengan patung dan ada juga yang tidak. Patung yang biasanya dipakai pada angkul-angkul adalah Patung Dwarapala, patung yang berwujud raksasa dengan senjata gada.

Ukuran Pintu Angkul Angkul Minimalis

Angkul Angkul Minimalis Modern

Ukuran pintu dari angkul-angkul minimalis saat ini umumnya dibuat dengan lebar yang bervariasi sesuai selera dan keperluan si pemilik rumah.

Sebagian besar, ukuran pintu masuk ini dibuat dengan lebar agar cukup dilalui sepeda motor. Beberapa juga ada yang membuat ukuran pintu dengan lebar agar cukup dilalui kendaraan mobil.

Angkul Angkul Minimalis Terbaru
Angkul Angkul Minimalis
Angkul Angkul Rumah Minimalis

Untuk ukuran pintu masuk pada bangunan angkul-angkul, tidak ada sebuah standar yang pasti. Namun dilihat pada jaman dahulu, kebanyakan orang membuat angkul-angkul dengan lebar apajengking (selebar orang dewasa yang sedang bercakak pinggang).